(Rabu, 15 April 2015) Hasil diskusi Forbi (forum kebijakan) HIMA IAN feat HMPG dan DIPSOS.
Bagi
masyarakat di daerah kendeng, Pati Jawa tengah kesejahteraan dimaknai
secara sangat sederhana. Bagi warga masyarakat disana bisa mencukupi
kebutuhan hidup sehari hari dan memberi sedikit uang saku kepada anak
cucu dari jeri payah mereka mengolah sawah mereka sudah merupakan bagian
dari kata sejahtera. Sebagian besar masayarakat kendeng memang bermata
pencaharian sebagai petani. Hal tersebut di dukung oleh letak geografis
wilayah tersebut yang berada di bawah kaki pegunungan kendeng yang
merupakan pegunungan kars.
Bagi msayarakat awam, pagunungan kars
seolah tampak sebagai pegunungan gersang yang sedikit manfaatnya. Namun
sebenarnya didalam pegunungan kars (kendeng) tersebut tersimpan 300
mata air dan 4 sungai bawah tanah. Mata air dan ungai itulah yang
mengairi petak-petak sawah milik warga di sekitar daerah pegunungan.
Awalnya
kehidupan warga di Kendeng baik-baik saja bak kehidupan guyup rukun
yang biasanya menjadi ciri khas warga pedesaan. Mereka bertani, beternak
sapi, hidup rukun, gotong royong dan saling mengasihi satu sama lain.
Begitulah hidup sejahtera menurut mereka. Namun semua seakan berubah
setelah datangnya izin kepada PT. Semen Indonesia Tbk. untuk menambang
Pegunungan Kendeng. PT. Semen Indonesia Tbk. menjanjikan kesejahteraan
dengan gaya yang berbeda. Masyarakat akan lebih sejahtera ketika mereka
mau mendukung penambangan pegunungan kendeng oleh PT. Semen Indonesia
Tbk. karena apa ? PT. Semen Indonesia Tbk.merupakan salah satu BUMN yang
cukup besar dan ternama. Kehadiran PT. Semen Indonesia Tbk. di daerah
kendeng ini tentunya bisa memajukan desa ini, warga tidak harus
repot-repot bercocok tanam, berpanas-panas terik seperti ketika ia
bertani. Ketika warga mendukung keberadaan PT. Semen Indonesia Tbk. apa
yang diinginkan warga akan di penuhi oleh PT. Semen Indonesia Tbk. mau
uang berapa, fasilitas apa, akan dipenuhi oleh PT. Semen Indonesia Tbk.
sesederhana itu sejahtera menurut para kapitalisme ini.
Namun,
ternyata tidak semua warga di desa kendeng ini menyukai hal-hal yang
instan. Ada beberapa yang membelot, menolak keberadaan PT. Semen
Indonesia Tbk karena mereka sadar akan potensi kerusakan lingkungan yang
ditimbulkan jika PT. Semen Indonesia Tbk. benar-benar diizinkan
menambang di kawasan mereka. Mereka memikirkan bagaiaman masa depan anak
cucu dan cicit mereka. Beragam upaya dilakukan oleh warga kendeng. Dari
mulai perjuangan fisik, hukum, maupun politik. Namun kesemuanya belum
menemukan titik teranng.
Mereka yang mendukung akan didukung oleh
fasilitas-fasilitas yang katanya akan mensejahterakan mereka. Sedangkan
yang membelot akan diintimidasi sedemikian rupa. Begitulah potret bias
pengertian sejahtera versi masyarakat kendeng dan sejahtera versi
kapitalisme (PT. Semen Indonesia Tbk.).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar